Jumat, 09 Maret 2012

Sharing Tugas Komunikasi Lintas Budaya, just share :)

KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA
1.        
             Nama               : Ragil A. Pratiwi
            TTL                 : Pekanbaru, 11 Juni 1992
            Agama             : Islam
            Alamat             : Jl. Prof H.R Bunyamin Gg. Siti Mulyo No.3
            Daerah Asal    : Pekanbaru, Riau
2. Daerah atau tempat-tempat yang pernah di kunjungi (dalam atau luar negeri).
            a. Bukittinggi, Sumatera Barat
Jam Gadang, Bukittinggi
               
            b. Istana Siak Sri Inderapura, Kabupaten Siak
               
            c. Bangkinang, Kabupaten Kampar
Islamic Center, Bangkinang
               
            d. Purbayasa, Kabupaten Purbalingga
Akuarium Raksasa Purbasari
               
            e. D.I.Yogyakarta 
Tugu
              
            f. Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap
Bersama teman-teman
             
            g. Gombong, Kabupaten Kebumen
Benteng Van Der Wijck
               
            h. Candi Borobudur, Kabupaten Magelang
              
            I. D.K.I Jakarta
3. Kesulitan/kendala atau pengalaman menarik di daerah lain.
            Dari berbagai daerah yang pernah saya kunjungi hanya berkisar antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera saja. Saya tidak terlalu berkendala dalam masalah bahasa, makanan, maupun kebiasaannya. Saya memang kelahiran dan tumbuh di Pekanbaru, namun kedua orang tua saya aseli dari Purwokerto. Juga lingkungan tempat tinggal saya di Pekanbaru, berbagai macam etnis Sumatera dan Jawa bisa saya temukan. Dari Batak, Minang, Jawa Timur, Jambi, dan lain-lain. Jadi saya sudah terbiasa dengan kebiasaan orang Sumatera dan Jawa pada umumnya.
       Pengalaman yang paling menarik yang saya alami adalah ketika berkunjung ke Kabupaten Siak, tepatnya di Istana Siak Sri Inderapura. Saat itu adalah kali pertama saya datang ke sana. Saya ke sana bersama ibu saya karena memang kebetulan itu adalah rangkaian kegiatan dari organisasi yang diikuti ibu saya. Kabupaten Siak memang sebuah kota kerajaan dan merupakan kerajaan Melayu Islam terbesar di Riau. Banyak sekali bangunan peninggalan Kerajaan Siak yang masih terus dipertahankan. Salah satunya adalah Istana Siak sebagai pusat pemerintahan Siak pada masanya. Di sana juga terdapat banyak peninggalan bersejarah. Salah satunya adalah komet, yakni sebuah alat musik raksasa sejenis gramafone yang diputar secara manual. Alunan musik klasik karya Beethoven, Mozart dan Sebastian Bach masih bisa terdengar dari Komet di Istana Siak. Alat musik ini hanya ada dua di dunia. Pertama ada di Indonesia tepatnya di Istana Siak, sedangkan satunya lagi ada di Jerman sebagai tempat asal pembuatan alat musik tersebut.

Komet

Kemudian ketika akan naik ke lantai dua dari istana tersebut, kita melewati sebuah tangga yang sempit, kecil dan sangat berliku. Menurut petugas di sana mengatakan bahwa tangga tersebut mempunyai nilai mistis tersendiri. Tangga yang digunakan untuk naik dan turun merupakan dua tangga yang berbeda. Apabila kita dapat menghitung titian kedua tangga tersebut dengan jumlah yang sama, maka permintaan atau permohonan kita dapat terkabul. 
tangga mewah istana
Selain itu Kabupaten Siak juga memiliki sungai yang menjadi jalur transportasi air di daerah perairan Riau sampai ke Selat Malaka. Banyak kapal berukuran raksasa yang mengangkut hasil tambang seperti pasir dan batu bara berlalulalang di sana. Sekedar informasi bahwa Sungai Siak adalah sungai terdalam di Indonesia. 
4. Jenis budaya daerah asal atau tempat tinggal yang diketahui
            Saya lahir dan dibesarkan di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Budaya yang ada di wilayah Provinsi Riau adalah budaya Melayu Riau. Salah satu jenis kebudayaan yang sering dilaksanakan di sana adalah Pacu Jalur. Pacu Jalur adalah salah satu Even Wisata Kebanggaan Provinsi Riau, khususnya Kabupaten Kuantan Singingi. banyak yang mengatakan bahwa Pacu Jalur ini sama dengan dengan Dayung Perahu Naga pada umumnya. Itu salah besar, mungkin hanya ada beberapa bagian yang mirip saja. Pacu Jalur mempunyai keunikan tersendiri. Dimulai dari mencari pohon besar untuk perahu, pembuatannya sampai kegelanggang pacu. Ini menjadi daya tarik even wisata tradisional yang mendunia. Setiap even Pacu Jalur ini diadakan, ada saja peserta dari luar negeri yang turut serta.
5. Pendapat tentang budaya tersebut.
            Seperti pepatah Melayu mengatakan “Takkan Melayu Hilang Di Bumi”, budaya Pacu Jalur ini tak lekang dimakan zaman. Setiap perhelatannya selalu banyak peminat maupun penontonnya. Pada awalnya pacu jalur diselenggarakan di kampung-kampung di sepanjang Sungai Kuantan untuk memperingati hari besar Islam, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Idul Fitri, atau Tahun Baru 1 Muharam. Tidak hanya saat hari besar Islam, Pacu Jalur juga diadakan secara rutin untuk memperingati hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia (17- Agustusan).
     
            Kegiatan Pacu Jalur ini bukan hanya sebagai pertunjukkan hiburan untuk rakyat saja, namun di dalamnya terdapat berbagai nilai budaya. Nilai budaya yang terkandung dalam pacu jalur adalah: kerja keras, ketangkasan, keuletan, kerja sama dan sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat para pemain yang berusaha agar jalurnya dapat mendahului jalur regu lain. Nilai ketangkasan dan keuletan tercermin dari teknik-teknik yang dilakukan oleh anggota sebuah regu dalam menjalankan jalur agar dapat melaju dengan cepat dan tidak tenggelam. Nilai kerja sama tercermin dari anggota regu yang berusaha bersama-sama mengendalikan jalur agar dapat melaju cepat dan memenangkan perlombaan. Nilai sportivitas tercermin tidak hanya dari sikap para pemain yang tidak berbuat curang saat berlangsungnya permainan, tetapi juga mau menerima kekalahan dengan lapang dada.
Sumber :
http://www.sungaikuantan.com/2008/09/pacu-jalur-di-kabupaten-kuantan.html
http://ramadan.detik.com/read/2011/08/18/111347/1705770/631/komet-gramofon-tua-di-istana-siak
Foto : dari berbagai referensi dan koleksi pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar